Empowerment, Stres dan Konflik
F.
Definisi Konflik
Terdapat banyak definisi mengenai konflik yang bisa jadi
disebabkan oleh perbedaan pandangan dan setting dimana konflik terjadi. Dibawah
ini bisa terlihat perbedaan definisi tersebut : Conflict
is a process in which one party perceives that its interests are being opposed
ora negatively affected by another party. Konflik merupakan suatu bentuk interaksi diantara beberapa
pihak yang berbeda dalam kepentingan, persepsi dan tujuan.
Konflik adalah perbedaan pendapat antara dua atau lebih
banyak anggota organisasi atau kelompok, karena harus membagi sumber daya yang
langka, atau aktivitas kerja dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan,
penelitian, atau pandangan yang berbeda. Para anggota organisasi atau sub-unit
yang sedang berselisih akan berusaha agar kepentingan atau pandangan mereka
mengungguli yang lainnya.
Konflik merupakan sebuah situasi dimana dua orang atau lebih
menginginkan tujuan-tujuan yang menurut persepsi mereka dapat dicapai oleh
salah seorang diantara mereka, tetapi hal itu tidak mungkin dicapai oleh kedua
belah pihak.
Konflik adalah perilaku anggota organisasi yang dicurahkan
untuk beroposisi terhadap anggota yang lain, prosesnya dimulai jika satu pihak
merasa bahwa pihak lain telah menghalangi atau akan menghalangi sesuatu yang
ada kaitan dengan dirinya atau hanya jika ada kegiatan yang tidak cocok.
Di antara definisi yang berbeda itu nampak ada suatu
kesepakatan, bahwa konflik dilatarbelakangi oleh adanya ketidakcocokan atau
perbedaan dalam hal nilai, tujuan, status, dan lain sebagainya. Terlepas dari
faktor yang melatarbelakangi terjadinya suatu konflik, gejala yang mengemuka
dalam suatu organisasi saat terjadi konflik adalah saat individu atau kelompok
menunjukkan sikap “bermusuhan” dengan individu atau kelompok lain yang
berpengaruh terhadap kinerja dalam melakukan aktivitas organisasi.
G. Jenis-jenis Konflik
Terdapat berbagai macam jenis konflik,
tergantung pada dasar yang digunakan untuk membuat klasifikasi. Ada yang
membagi konflik atas dasar fungsinya, ada pembagian atas dasar pihak-pihak yang
terlibat dalam konflik, dan sebagainya.
a. Konflik Dilihat
dari Fungsi
Berdasarkan fungsinya, Robbins
(1996:430) membagi konflik menjadi dua macam, yaitu: konflik fungsional (Functional
Conflict) dan konflik disfungsional (Dysfunctional Conflict).
Konflik fungsional adalah konflik yang mendukung pencapaian tujuan kelompok,
dan memperbaiki kinerja kelompok. Sedangkan konflik disfungsional adalah
konflik yang merintangi pencapaian tujuan kelompok.
b. Konflik Dilihat
dari Pihak yang Terlibat di Dalamnya
Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat
di dalam konflik, Stoner dan Freeman (1989:393) membagi konflik menjadi enam
macam, yaitu:
1) Konflik dalam diri individu (conflict within the
individual). Konflik ini terjadi jika seseorang harus memilih tujuan
yang saling bertentangan, atau karena tuntutan tugas yang melebihi batas
kemampuannya.
2) Konflik antar-individu (conflict
among individuals). Terjadi karena perbedaan kepribadian (personality
differences) antara individu yang satu dengan individu yang lain.
3) Konflik antara individu dan kelompok (conflict among
individuals and groups). Terjadi jika individu gagal
menyesuaikan diri dengan norma - norma kelompok tempat ia bekerja.
4) Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflict
among groups in the same organization). Konflik ini terjadi karena masing -
masing kelompok memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing berupaya untuk
mencapainya.
5) Konflik antar organisasi (conflict
among organizations). Konflik ini terjadi jika tindakan yang dilakukan oleh
organisasi menimbulkan dampak negatif bagi organisasi lainnya. Misalnya, dalam
perebutan sumberdaya yang sama.
6) Konflik antar individu dalam
organisasi yang berbeda (conflict among individuals in different
organizations). Konflik ini terjadi sebagai akibat sikap atau perilaku dari
anggota suatu organisasi yang berdampak negatif bagi anggota organisasi yang
lain. Misalnya, seorang manajer public relations yang menyatakan
keberatan atas pemberitaan yang dilansir seorang jurnalis.
c. Konflik Dilihat dari Posisi
Seseorang dalam Struktur Organisasi
Winardi (1992:174) membagi konflik
menjadi empat macam, dilihat dari posisi seseorang dalam struktur organisasi.
Keempat jenis konflik tersebut adalah sebagai berikut:
1) Konflik vertikal, yaitu konflik yang
terjadi antara karyawan yang memiliki kedudukan yang tidak sama dalam
organisasi. Misalnya, antara atasan dan bawahan.
2) Konflik horizontal, yaitu konflik
yang terjandi antara mereka yang memiliki kedudukan yang sama atau setingkat
dalam organisasi. Misalnya, konflik antar karyawan, atau antar departemen yang
setingkat.
3) Konflik garis-staf, yaitu konflik
yang terjadi antara karyawan lini yang biasanya memegang posisi komando, dengan
pejabat staf yang biasanya berfungsi sebagai penasehat dalam organisasi.
4) Konflik peran, yaitu konflik yang
terjadi karena seseorang mengemban lebih dari satu peran yang saling
bertentangan. Di samping klasifikasi tersebut di atas, ada juga klasifikasi
lain, misalnya yang dikemukakan oleh Schermerhorn, et al. (1982), yang membagi konflik atas: substantive
conflict, emotional conflict, constructive conflict, dan destructive
conflict.
H. Proses Konflik
Proses
konflik tidak hanya mengacu kepada bentuk konflik yang nampak dari tindakan
yang terbuka dan penuh kekerasan tapi juga bentuk yang tidak nampak seperti
situasi ketidaksepakatan antar pihak. Proses konflik dapat dimulai dari sumber
konflik yang meliputi tujuan yang saling bertentangan dan nilai-nilai yang
berbeda. Selanjutnya dapat dilihat melalui konflik presepsi dan emosi, manifes
konflik, dan hasil konflik.
Konflik
akan timbul bila terjadi ketidak harmonisan antara seseorang dalam suatu kelompok
dan orang lain dari kelompok lain. Pada dasarnya konflik sesuatu yang wajar
terjadi. Konflik akan selalu terjadi, karena manusia dalam suatu organisasi
atau perusahaan masing-masing memiliki latar belakang keluarga dan pendidikan
yang berbeda-beda. Kadang kala juga ada perbedaan kebiasaan atau pribadi yang
kurang baik. Secara definitif konflik dapat diartikan sebagai suatu
pertentangan yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya,
orang lain organisasi dengan kenyataan apa yang diharapkannya. Mc Sahne
mendefiniskan konflik sebagai suatu proses dimana salah satu pihak merasa bahwa
minat atau tujuannya secara negatif dipengaruhi oleh pihak lain. Sedangkan
Stephen Robbin mendefinisikan konflik sebagai suatu proses yang diawali ketika
satu pihak merasa bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif atau akan
segera mempengaruhi secara negatif sesuatu yang menjdi perhatian pihak pertama.
Sumber :
Munandar, ashar sunyoto, (2001), Psikologi Industri dan Organisasi,
Jakarta : Universitas Indonesia Pres.
Panglaykim, j & Tanzil, hanzil. (1981). Manajemen Suatu Pengantar. Jakarta :
Ghalia Indonesia.
Azrul Azwar. 1988. Pengantar
Administrasi Kesehatan. Edisi kedua. Jakarta: PT. Bina Rupa Aksara.
Herujito Yayat, M. 2001. Dasar-Dasar Manajemen.
Jakarta: PT Grasindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar