Minggu, 03 Februari 2013

Jika Saatnya

Apakah ini saatnya untuk membunuh perasaanku.
Melepaskan segala rindu yang mengendap menjadi debu,
berterbangan, bersatu bersama langit yang membentang.
Apakah aku mampu? Sementara perasaan ini telah menjelma
prasasti yang membatu. Hidup disegala adaku, dalam diam,
love.jpgjarak, bahkan luka sekalipun.

Betapa susah memahami arti diri. 
Betapa sulit menyelami maunya hati.
Jalan membentang bertabur kasih yang kugelar, 
tak juga membuatmu bergeming. 
Segala adaku telah kubuka untukmu tanpa tirai sehelai pun.
Jila memang akhirnya aku harus membunuh perasaan ini,
izinkan aku untuk tetap mengenangmu. 
Tidak juga karena apa, cinta sejati tidak bisa 
dibunuh pun bunuh diri. Dia akan tetap mengalir 
setiap alunan nada kasih yang menggema di jagad maya. 

Izinkan aku tetap mencintaimu, walau hanya dalam diam, 
dalam senyap. Hingga suratan takdir membukakan 
rahasia kalamnya. Mungkin hanya dengan cara itu,
aku bias tetap mencintaimu.
Walau mungkin, tak pernah nyata juga akhirnya. :’)

Cinta itu, Kamu (31-32) Moammar Emka.~
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar