Jumat, 18 Oktober 2013

Tulisan 1



Pengantar
    A.   Apa itu manajemen?
Manajemen adalah proses, dengan mana pelaksanaan dari pada suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Manajemen juga berarti adalah fungsi dari pada dewan manajer (biasanya dinamakan manajemen), untuk menetapkan politik kebijaksanaan mengenai apa macam produk yang akan dibuat, bagaimana membiayainya, menyalurkannya, memberikan service, dan memilih serta melatih, pegawai dan lain-lain faktor yang mempengaruhi kegiatan suatu usaha.
Manajemen mempunyai suatu tujuan tertentu. Berhasil atau tidaknya manajemen itu tergantung pada soal, hingga mana tujuan yang ditetapkan terdahulu itu tercapai.
Manajemen berdasarkan ilmu adalah manajemen yang berisi ilmu dan dilaksanakan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan metode keilmuan. Alat-alat yang dipergunakan pada ilmu pengetahuan seperti riset, penyelidikan dan eksperimen, dipergunakan dalam berbagai bidang manajemen. Penyelidikan dilakukan dalam membuat lay-out perusahaan, design peralatan dan membuat studi gerak dan waktu. Di lapangan personalia dilakukan penyelidikan psikilogis tentang tingkah dan laku para pekerja sebagai kelompok dan perorangan, dibuat analisa mengenai tingkah laku mereka baik di dalam maupun di luar jam bekerja, serta dipelajari hubungan dan pengaruh timbale balik antara perusahaan dan daerah sekitarnya.

Menurut Taylor, manajemen ditakdirkan untuk menjadi suatu seni, dan banyak unsure-unsur yang kini dikira berada di luar bidang pengetahuan eksak, tidak lama lagi akan distandardisasi, dijadikan tabel, diterima dan dipakai, seperti halnya dengan banyak unsure teknis. Manajemen akan dipelajari sebagai suatu seni dan akan bersandar pada prinsip-prinsip yang dirumuskan dengan tegas dan jelas, dan tidak pad aide samar-samar yang muncul dari pada observasi yang terbatas dalam satu dua organisasi yang diketahui oleh si individu.  
Jika ditarik kesimpulan, manajemen adalah suatu proses, kegiatan, usaha pencapaian tujuan tertentu melalui kerjasama dengan orang lain.
      
      B.     Apa itu kepemimpinan?
Setiap bawahan menginginkan seorang pemimpin (leader) yang bukan saja secara teoritis memiliki syarat-syarat kepemimpinan umum dan khusus serta memiliki technical know how, akan tetapi lebih dari pada itu justru yang terpenting adalah penerapannya sehingga benar-benar kepemimpinannya dapat dirasakan dan berpengaruh langsung kepada bawahan.
Diakui bahwa menguasai dan mendalami teori-teori kepemimpinan relatif lebih mudah dari pada merealisasikan dalam praktek. Pada prakteknya masih banyak dijumpai berbagai hal yang sering kali tidak terdapat dalam teori.
Menurut Terry tipe pemimpin ada 6 macam :
     1.  Tipe pribadi. Kepemimpinan pribadi dibuktikan oleh adanya kontak pribadi yang langsung dari si pemimpin dengan orang-orangnya. Kepemimpinan semacam ini biasanya sangat efektif di dalam usaha apapun, baik yang kecil, maupun yang besar sekali.
      2.  Kepemimpinan yang non-pribadi. Pemimpin tidak dirasakan langsung, melainkan liwat bawah-bawahnnya, atau melalui cara-cara yang non-personal seperti rencana, instruksi, sumpah dan janji “Interaction” (saling hubungan) antara pemimpin dan bawahannya berjalan tidak-langsung, jadi lambat.
    3. Kepemimpinan otoriter. Pemimpin seperti ini menganggap leadership sebagai haknya, dan berpendapat bahwa ia dapat menentukan apa dan bagaimana sesuatu harus dikerjakan. Pengawasannya sangat tegang pula.
4.      Kepemimpinan yang demokratis. Golongan bawahannya turut serta memberikan pendapat mereka. Ini mempunyai kebaikannya, terutama jika anggota-anggota golongan itu sendiri adalah orang-orang yang cakap dan cerdas. Jika tidak demikian, atau jika mereka tidak mempunyai keinginan untuk bekerjasama, dan mengejar cita-cita yang murni, maka tipe ini akan gagal pula. 
5.      Kepemimpinan yang paternalistis (serba datuk). Pemimpin menjaga kepentingan bawahannya seperti seorang datuk mengasuh kemenakannya atau anak semangnya : melindungi, menjuruskan, memimpin. Biasanya kepercayaan akan diri sendiri dan kesanggupan sendiri dari pada bawahannya tidak dapat berkembang.
   6.Kepemimpinan yang terdapat di dalam rombongan-rombongan yang setujuan seperti dari suatu perkumpulan sepakbola yang sedang berlatih. “Interaction” di sini lebih intens dari pada yang tipe pertama.

Sifat yang penting bagi seorang pemimpin adalah
       a.       Penuh energi, baik rohani maupun jasmani dan dapat bergiat terus-menerus.
      b.      Mempunyai stabilitas dalam emosi dan perasaan, artinya : seorang pemimpin tidak boleh berprasangka, berpikir jelek tentang orang-orang bawahannya, ia tidak boleh lekas naik pitam, sebaliknya percaya pada diri sendiri harus cukup ada.
     c.       Mempunyai pengetahuan yang luas tentang hubungan manusia. Oleh karena pekerjaannya yang utama erat bersangkutan dengan orang, maka ia harus mengetahui banyak tentang manusia dan hubungan antar manusia.
    d.      Keinginan untuk menjadi pemimpin harus menjadi daya pendorong yang muncul dari dalam dan tidak didesakkan dari luar. Ia harus mengungkapkan dan memancarkan enthusiasm dalam bekerja.
     e.       Mempunyai kemahiran dalam mengadakan komunikasi (secara lisan maupun tulisan).
     f.       Mempunyai kecakapan mengajar, karena seorang pemimpin tulen harus pula memberikan semangat pada orang-orangnya, ia harus pula dapat memperkembangkan lain orang dan memajukannya.    
   g.  Mempunyai kemahiran di bidang sosial supaya terjamin kepercayaan dan kesetiaan dari pada orang-orangnya, ia harus bersifat suka menolong, senang jika orang-orangnya maju, bersifat peramah dan dapat menghargai pendirian orang lain.
  h. Mempunyai kecakapan-kecakapan teknis, untuk merencana, menyusun organisasinya, mendelegasi kekuasaan, mengambil keputusan, mengawasi dan meneliti dan seterusnya.
Sumber :
K, Soekarno, (1986), Dasar Dasar Manajemen, Jakarta : Miswar.
Panglaykim, j & Tanzil, hanzil, (1981), Manajemen Suatu Pengantar, Jakarta : Ghalia Indonesia.
Munandar, ashar sunyoto, (2001), Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta : Universitas Indonesia Pres.
Suandy, Erly, (2003), Perencanaan Pajak, Edisi Revisi, Salemba Empat : Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar